Amar
Amrullah
1211207009
Pendidikan
Fisika
REDUKSI
DIDAKTIK
1.
Kembali Kepada Tahapan Kualitatif
No
|
Jumlah
getaran
|
Waktu
(s)
|
Periode
(s)
|
Frekuensi
( Hz)
|
1
|
10
|
2
|
0,2
|
5
|
2
|
20
|
4
|
0,2
|
0.05
|
3
|
30
|
6
|
0,2
|
0.033
|
4
|
40
|
8
|
0,2
|
0.025
|
5
|
50
|
10
|
0,2
|
0.02
|
Periode merupakan waktu yang
diperlukan benda untuk melakukan satu getaran penuh (T=t/N). Sedangkan
frekuensi merupakan banyaknya getaran yang dilakukan benda selama satu sekon
(f=1/T). Jadi berdasarkan data diatas benda yang melakukan 10 kali getaran
selama 2 sekon mempunyai periode 0,2 sekon dan mempunyai frekuensi 5 Hz. Begitu
juga dengan benda yang melakukan 20 kali getaran selama 4 sekon mempunyai
periode 0,2 sekon dan mempunyai frekuensi 0.05 Hz dan seterusnya.
2.
Pengabaian
Misalnya teori atom Thompson.
Pada tahun 1897 J. J. Thompson
menemukan elektron. Berdasarkan penemuannya tersebut, kemudian Thompson
mengajukan teori atom baru yang dikenal dengan sebutan model atom Thompson.
Model atom Thompson mengatakan bahwa atom seperti sebuah roti kismis, di mana
atom terdiri atas materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron
bagaikan kismis dalam roti kismis. Hal ini merupakan hasil reduksi dari temuan
Thompson yang sangat rumit dan kompleks. Namun Thompson mengibaratkannya
seperti roti kismis agar orang lain lebih mudah memahaminya.
3.
Penggunaan Penjelasan Berupa Gambar, Simbol, Sketsa, dan Percobaan
Misalnya penjelasan mengenai susunan
dan gerak partikel.
4.
Penggunaan Analogi
Muatan positif akan tari menarik
dengan muatan negatif begitu juga sebaliknya.
Dan muatan positif akan tolak menolak dengan muatan positif lagi begitu
juga dengan muatan negative yang akan tolak menolak dengan muatan negative
lagi. Jadi muatan yang sejenis akan tolak menolak dan muatan yang berbeda jenis
akan tarik menarik.
Analoginya yaitu pria akan saling
pikat memikat dengan wanita begitu juga sebaliknya. Dan pria akan tolak menolak
dengan pria lagi begitu juga dengan wnita yang akan tolak menolak dengan wanita
lagi.
5.
Penggunaan Tingkat Perkembangan Sejarah.
Kalor adalah suatu bentuk energi
yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu
atau wujud bentuknya. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik
yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda.
Sejarah Kalor :
1. Kalor dapat terjadi akibat adanya
suatu gesekan
- Penemunya adalah Benyamin Thompson
(1753 – 1814)
2. Kalor adalah salah satu bentuk
energi
- Ditemukan oleh Robert Mayer (1814
– 1878)
3. Kesetaraan antara satuan kalor
dan satuan energi disebut kalor mekanik.
- Digagas oleh James Prescott (1818
– 1889)
6.
Generalisasi
Misalnya konsep tentang tekanan.
Tekanan berbanding lurus dengan besar gaya dan berbanding terbalik dengan luas
bidang tekan. Oleh karena itu tekanan
didefinisikan sebagai besar gaya dibagi luas bidang tekan. Maka bila
digeneralisasikan dalam bentuk matematis menjadi :
P =
F/A
Dengan p = tekanan, F = gaya, A =
luas bidang tekan
7.
Partikularisasi
Misalnya tentang energi potensial :
Ep
= m g h
Dengan Ep = energy
potensial gravitasi (J), m = massa benda (kg), dan g = percepatan gravitasi
(N/kg), h = ketinggian benda (m).
Energi potensial adalah energi yang
dimiliki benda karena posisinya terhadap suatu acuan. Makin tinggi letak benda
terhadap acuannya maka makin besar energi potensialnya. Batu memiliki energi
potensial karena adanya pengaruh gravitasi bumi. Jadi energi potensial adalah
energy yang dimiliki benda karena ketinggiannya terhadap suatu bidang datar
sebagai acuan (misalnya, tanah).
8.
Pengabaian Pembedaan Pernyataan Konsep.
Misalnya tentang pengertian kalor
Menurut antonie Laurent Lavoiser
(1743 - 1794) kalor adalah sejenis zat alir yang disebut Caloric.
Menurut Benyamin Thomson (1753 -
1814) Robert Meyer (1814 - 1878) dan James Prescot Joule (1818-1889) Kalor merupakan
suatu bentuk energi.
Dari pendapat para ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa kalor adalah suatu bentuk energi yang berpindah dari
benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar